Selasa, 06 September 2016

MAKALAH EVIDENCE BASED DALAM ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI



BAB I
PENDAHULUAN
                       
1.1  Latar Belakang
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilanpersalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilanpersalinan, dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi kekeadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia, di lingkungan ASEAN, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segara untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa dapat dijabarkan bahwa:
1.      Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-27 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi 22,5.%, gestosis 17′,5 %, dan anestesia 2,0 %.
2.      Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi setiap 18- 20 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60 %, infeksi 24-34 %, prematuritas/BBLR 15-20 %, trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan 1-3 %.

Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa:
1.      Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat  di butuhkan.
2.      Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
3.      Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu muda, dan terlalu tua untuk hamil.
4.      Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
5.      Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
6.      Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.

Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.

1.2  Tujuan
Tujuan makalah ini adalah :                                                                                 .
1.  Untuk mengetahui informasi tentang evidence based kebidanan
2.  Untuk mengetahui informasi evidence based pada asuhan Postnatal terkini

1.3  Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang evidence based kebidanan.
2.      Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang evidence basedpada Asuhan post natal  terkini.






BAB II
PEMBAHASAN

 2.1  Evidence Based
1. Pengertian Evidence Based
            Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka evidence Base dapat diartikan sebagai berikutEvidence  adalah Bukti atau fakta dan  Based  adalah Dasar.  Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan bukti.
Evidence Based Midwifery (Practice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi '(Silverton, 2003). EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut.
Jadi pengertian Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.

2.  Manfaat Evidence Base
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:
a.       Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah
b.      Meningkatkan kompetensi (kognitif)
c.       Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan asuhan yang bermutu
d.      Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.2   Postnatal Care
1.  Pengertian Asuhan Postnatal Care
Posnatal artinya suatu periode yang tidak kurang dari 10 atau lebih dari 28 setelah persalinan. Dimana selama waktu itu kehadiran yang continue dari bidan kepada ibu dan bayi  sedang di perlukan bertujuan untuk mendeteksi dini adanya kompiliasi dan penyulit pada masa postnatal.

2.  Konsep dasar masa nifas
1.      Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari (Prawirohardjo, 2002).
2.      Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
3.      Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
4.      Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
3.  Peran dan Tanggung Jawab Bidan
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
·         Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
  • Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
  • Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
  • Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
  • Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
  • Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
  • Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
  • Memberikan asuhan kebidanan secara professional.
  • Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam peranannya sebagai orang tua.
4.  Tahapan Masa Nifas
Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :
·         Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
·         Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
·         Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.

5.  Perubahan fisik masa nifas
·         Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim  (involusi)
·         Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
·         Kelelahan karena proses melahirkan.
·         Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.
·         Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.
·         Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)
·         Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
Perubahan psikis masa nifas
§  Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan sampai hari ke 2 (Fase Taking In)
§  Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul perasaan sedih (Baby Blues disebut Fase Taking Hold (hari ke 3 – 10)
§  Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut Fase Letting Go.   (hari ke 10-akhir masa nifas)
6.    Pengeluaran lochea terdiri dari :
o   Lochea rubra : hari ke  1 – 2.
Terdiri dari  darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan mekonium
o   Lochea sanguinolenta  : hari ke 3 – 7
Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.
o   Lochea serosa : hari ke 7 – 14.
Berwarna kekuningan.         
o   Lochea alba  : hari ke 14 – selesai nifas
Hanya merupakan cairan putih lochea yang  berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent.

7.      Tujuan kunjungan masa nifas yaitu:
ü  Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
ü  Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
ü  Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
ü  Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

8.  Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1.   Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah persalinan, tujuannya :
§  Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
§  Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut.
§  Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah    perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
§   Pemberian ASI awal.
§  Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
§  Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
2.  Kunjungan II :  6 hari setelah persalinan, tujuannya :
§  Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
§  Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
§  Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.
§  Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit
§  Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan  pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari
3.  Kunjungan III  : 2 minggu setelah persalinan.
Tujuannya :  sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )
4.  Kunjungan IV  : 6 minggu setelah persalinan.
Tujuannya :
a).  Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
b).  Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).





9.  Perkembangan Evidence Base dalam praktik Kebidanan postnatal care :
Kebiasaan
Keterangan
Tampon Vagina
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi
Gurita atau sejenisnya
Selama 2 jam pertama atau selanjutnya penggunaan gurita akan menyebabkan kesulitan pemantauan involusio rahim
Memisahkan ibu dan bayi
Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama setelah kelahiran. Ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kontak  kulit ke kulit untuk mempererat bonding attachment serta keberhasilan pemberian ASI

2.3       Asuhan Kebidan Postnatal
a.   Deteksi dini komplikasi masa postnatal
b.   Persiapan pasien pulang
c.   Home visit dalam asuihan postnatal
d.   Suport sistem dalam asudan postnatal
e.   Breastfeeding
f.    Peran menjadi orang tua
g.   Kelompok ibu postpartum




BAB III
PENUTUP

       3.1   KESIMPULAN
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.

3.2   SARAN
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, akan pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKI dan AKB.














DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, EGC : Jakarta..
Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi, Jakarta.
Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003, Asuhan Intrapartum, Jakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar