BAB I
PENDAHALUAN
A.
Latar Belakang
Latar
belakang dari pembuatan makalah ini adalah memberikan pengetahuan terhadap
pembaca tentang kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu-ilmu pengetahuan
teknolgi dan seni. Dari makalah ini kita dapat mengetahui pengertian iman,
iptek, dan amal sebagai persatuan. Karena pada zaman globalisasi ini teknologi
disalah gunakan manusia. Oleh sebab itu, kami membuat makalah ini dengan tujuan
agar pembaca dapat mempergunakan teknologi sesuai dengana aqidah islam.
Kemudian kita dapat memahami kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu sesuai
dengan ajaran Alqur-an dan hadist.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
dadada
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah S.W.T , Tuhan
seluruh alam, atas rahmat dan Hidayah-nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama dibawah bimbingan buk Sarmida Hanum, M.Ag . Makalah ini bertemakan kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu-ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni .
Karena proses dari penulisan makalah
ini masih jauh dari sempurna, penulis membuka diri untuk menerima berbagai
masukan dan kritik demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Wassalamualaikum wr.wb
Padang, 2
September 2014
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Ilmu
Pengetahuan teknologi dan Seni (IPTEKS)
Pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera,
ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah diklasifikasi,
diorganisasi, disistematisasi dan interpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran
obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam kajian
filsafat setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Karena
seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan
orang yang banyak tahu tapi tidak memperdalam di sebut generalis. Dengan
keterbatasan kemampuan manusia, maka sangat jarang di temukan orang yang
menguasai ilmu secara mendalam. Istilah
teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam sudut pandang budaya dan
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari
ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik objektif
dan netral, akan tetapi dalam situasi seperti ini teknologi tidak netral lagi
karna memiliki potensi yang merusak dan potensi kekuasaan, di situlah letak
perbedaan antara ilmu pengetahuan dan teknologi.Teknologi dapat mebawa dampak
positif berupa kemajuan dan kesejahtraan bagimanusia juga sebaliknya dapat
membawa dampak negative berupa ketimpang-timpangan dalam kehidupan manusia dan
lingkungan. Netralitas teknologi dapat di gunakan untuk yang memanfaatkan sebesar-besarnya
bagi kehidupan manusia atau di gunakan untuk menghancurkan manusia itu sendiri.
Seni adalah
hasil ungkapan akal dan budi manusiadengan segala prosesnya, seni juga
merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut
dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu di identikan
dengan keindahan.Seni yang lepas dari nilai-nilai kebutuhan tidak akan abadi
karena ukurannya adalah nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik
yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
B. Sumber ilmu pengetahuan
Dalam pemikiran islam ada dua sumber
ilmu yaitu cikal dan wahyu keduanya tidak boleh di tentangkan, karena manusia
di beri kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntutan alqur’an dan
sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat
abadi ( perenial knowledge ) dan tingkat kebenarannya bersifat mutlak (absolute
) karena bersumber dari wahyu allah dan ilmu yang bersifat perolehan ( aquired knowledge
) tingkat kebenarannya bersifat nisbi ( relative ) karena bersumber dari akal
pikiran manusia. Prestasi yang gemilang dalam pengebangan IPTEKSpada hakikatnya
tidak lebih dari sekedar menemukan proses sunnahtullah itu terjadi dialam ini,
bukan merencanakan dan menciptakan suatu hukum baru di luar sunnahtullah (hukum
allah / hukum alam ).
C. Interaksi iman, ilmu dan amal
Dalam
pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam satu sistem yang
disebut dinul islam, di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah,
syariah, dan ahlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal saleh.Islam merupakan
ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya dapat tergambar dalam
keutuhan inti ajarannya. Di dalam alqur’an di nyatakan dalam artinya “ tidaklah
kamu memperhatikan bagaimana allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
( dinul islam ) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam ke
bumi ) dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu mengeluarkan buahnya setiap
muslim dengan seizin tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia agar mereka ingat”. Dari penjelasan tersebut di atas menggambarkan
keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau syariah dan ahlak dengan
menganalogikan dinul islam bagaikan sebatang pohon yang baik . ini merupakan
gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh
yang menupang tegaknya ajaran islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan
dahan. Dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amali barat buah
dari pohon itu ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang di kembangkan
diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan
alam.
D. Keutamaan orang beriman dan beramal
Perbuatan baik seseorang tidak akan
bernilai amal saleh apabila perbuatan tersebut tidak di bangun atas nilai-nilai
iman dan ilmu yang benar. Sama halnya dengan perkembangan IPTEKS yang besar
dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan
menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya. Manusia
sebagai mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, kesempurnaannya karena
dibekali seperangkat potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Dan akal
tersebut berfungsi untuk berfikir hasil pemikirannya adalah ilmu pengetahuan ,
teknologi dan seni.
1. Iman, Ipteks,
dan Amal sebagai Kesatuan
Iman
menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi
orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah
membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan
segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan. Para
sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas
pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah
dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran
dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan
manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah
kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu
pengetahuan manusia (knowledge and science). Seandainya penggunaan satu hasil
teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur serta
mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan
hasil teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan
mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak
semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan
sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu
persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik
demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.
Kesenian islam tidak harus berbicara tentang islam. Ia
tidak harus berupa nasihat langsung, atau anjuran berbuat kebajikan, bukan juga
penampilan abstrak tentang akidah. Seni yang islami adalah seni yang dapat
menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan cetusan
fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan
islam tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna
antara kebenaran dan keindahan (Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah, 119). Ada 4
hal pandangan islam dalam etos kerja yaitu:
1. Niat (komitmen)
sebagai dasar nilai kerja
2.
Konsep ihsan dalam bekerja
3.
Bekerja sebagai bentuk keberadaan
manusia, dan
4.
Orang mukmin yang kuat lebih
disukai.
2. Kewajiban
Menuntut dan Mengamalkan Ilmu
Pengertian
yang kita petik dari ayat ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalah
suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Harus kita sadari
bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat, sehingga
ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang menjurus kepada urusan
ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi. Manusia dituntut untuk
menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika
tidak menuntut ilmu berdosa. Selain hukum tersebut menuntut ilmu
bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau disebut ulama (orang yang
memiliki ilmu). Namun di balik itu, orang yang memiliki ilmu (ilmuwan)
akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan. Dalam Alquran terdapat 620 kata
amal. Dalam kaitannya dengan orang yang beriman harus didasarkan
pada pengetahuan (al-ilm) dan direalisasikan dalam karya nyata yang
bermanfaat bagi kesejahteraan dunia dan akhirat, tentunya amal yang dibenarkan
oleh ajaran agama(amal saleh).
3.Tanggung
Jawab Ilmuwan dan Seniman
Tanggung
jawab adalah sebagai perbuatan bertanggung jawab atau sesuatu yang
dipertanggungjawabkan. Istilah tanggung jawab dalam bahasa Inggris disebut
responsibility atau dikenal dengan istilah populer accountability,dalam bahasa
agama disebut hisab (perhitungan). Penjelasan Alqur-an yang berkaitan dengan
tuntutan tanggung jawab yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan bahwa semua
anggota badan yang meliputi indra pendengaran, penglihatan dan hati harus
dipertanggungjawabkan. Seni adalah keindahan yang merupakan ekspresi ruh dan
budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi
terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apa pun
jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah
yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Tanggung jawab ilmuwan dan seniman
meliputi:
(1)
nilai ibadah,
(2)
berdasarkan kebenaran ilmiah,
(3)
ilmu amaliah, dan
(4)
menyebar-luaskan ilmunya
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia melalui tangkapanpancaindera, ilustrasi dan firasat,sedangkan ilmu
adalah pengetahuan yang telahdiklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan
interpretasikan sehingga menghasilkankebenaran obyektif, telah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah.Perbuatan baik seseorang tidak
akan bernilai amal saleh apabila perbuatan tersebut tidakdi bangun atas
nilai-nilai iman dan ilmu yang benar.
Ada 4 hal pandangan islam dalam etos kerja yaitu:Niat
(komitmen) sebagai dasar nilai kerja, Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja
sebagai bentuk keberadaanmanusia, dan Orang mukmin yang kuat lebih disukai.
2.Saran
Kepada para pembaca jadilah manusia
yang beragama, berakhlak, berilmu, pengetahuan dan bertanggung jawab. Pembaca
diharapkan mampu menjadi manusia yang memanfaatkan ipteks sesuai pada
tempatnya.
Daftar pustaka
Harry Hamersma.
(1990). Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern. CetakanKeempat. Jakarta: Gramedia.
Syamsul
Rijal Hamid. (1997). Buku Pintar Agama Islam. Jakarta: Penebar Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar