KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Atas Rahmat dan
Karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan
atau membuat sebuah
makalah yang berjudul “Sistem Reproduksi Pria
dan Wanita”.
Di dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak
mengalami berbagai macam kendala, namun berkat
motivasi dan bantuan berbagai
pihak, kesulitan itu dapat penulis
atasi.
Di dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari
kesempurnaan yang diharapkan, untuk
itu agar lebih sempurnanya makalah ini penulis mengharapkan
saran dan kritikan
yang dapat membangun
demi perbaikan makalah
ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi
kita semua dan
menjadi amal baik, semoga mendapat
balasan kebaikan yang tiada hentinya dari Tuhan Yang Maha Esa,
Amin.
Padang, Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang...................................................................................... 4
B. RumusanMasalah.................................................................................. 5
C. Tujuan.................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Reproduksi Pria dan Wanita Struktur dan
Fungsi Sel.........6
B. Struktur dan
Fungsi Membran Sel....................................................7
C. Struktur dan
Fungsi Sitoplasma.......................................................11
D. Struktur dan
Fungsi Organel Sel......................................................15
E. Struktur dan
Fungsi Organ Reproduksi Laki-laki............................21
F. Struktur dan
Fungsi Organ Reproduksi Wanita...............................27
BAB III PENUTUP
A. Kesimpula........................................................................................... 28
B. Saran.................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem reproduksi tidak bertujuan untuk survival
individu, tetapi diperlukan untuk survival species dan berdampak pada kehidupan
seseorang. Hanya melalui sistem reproduksi, blueprint genetik kompleks setiap
spesies dapat bertahan di dunia ini. Meskipun sistem reproduksi tidak
berkontribusi pada homeostasis dan tidak penting untuk bertahan hidup seseorang
seperti halnya sistem kardiovaskuler, tetapi ia berperan penting dalam
kehidupan seseorang. Sebagai contoh: pasangan suami istri yang baru menikah,
umumnya sering ditanya apakah sudah mendapatkan anak. Dengan demikian berarti
sistem reproduksi berpengaruh terhadap perilaku psikososial seseorang secara
signifikan. Fungsi reproduksi juga berdampak pada masyarakat. Organisasi
kemasyarakatan membentuk unit yang membentuk lingkungan yang stabil dan
kondusif untuk kehidupan spesies. Permasalahan yang dapat terjadi antara lain
ledakan populasi yang perlu mendapatkan perhatian sehubungan dengan
keterbatasan dunia ini dalam menampung dan memfasililtasi makhluk hidup. Oleh
karena itu, diperlukan pembatasan atau kontrol sistem reproduksi.
Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara
hypothalamus, hipofisis bagian anterior, organ reproduksi, dan sel target
hormon. Proses biologis dasar termasuk prilaku seksual sangat dipengaruhi oleh
faktor emosi dan sosiokultural masyarakat. Di sini, yang akan difokuskan adalah
fungsi dasar seksual sistem reproduksi di bawah kontrol syaraf dan hormon.
Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi. Organ
reproduksi primer atau gonad terdiri dari sepasang testes pada pria dan sepasang
ovarium pada wanita. Gonad yang matur berfungsi menghasilkan gamet
(gametogenesis) dan menghasilkan hormon seks, khususnya testosteron pada pria
dan estrogen & progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi oleh
gonad, ia akan melalui saluran reproduksi (system duktus). Pada wanita juga
terdapat payudara yang termasuk organ pelengkap reproduksi. Bagian eksternal
sistem reproduksi sering juga disebut genitalia eksternal.
Karakteristik seksual sekunder tidak secara langsung
termasuk dalam system reproduksi, tetapi merupakan karakteristik eksternal yang
membedakan pria dan wanita, seperti konfigurasi tubuh dan distribusi rambut.
Sebagai contoh, pada manusia, pria memiliki bahu yang lebih lebar daripada
wanita, sedangkan wanita memiliki pinggul yang besar dan pria memiliki jenggot,
sedangkan wanita tidak. Testosteron pada pria dan estrogen pada wanita
bertanggung jawab untuk perkembangan karakteristik ini. Pertumbuhan rambut
tidak termasuk karakteristik seksual sekunder, karena tidak terlalu berbeda antara
pria dan wanita.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud Sistem Reproduksi Pria dan
Wanita?
2.
Bagaimana Struktur dan Fungsi Membran Sel?
3.
Bagaimana
Struktur dan Fungsi Sitoplasma?
4.
Bagaimana
Struktur dan Fungsi Organel Sel?
5.
Apa
saja peran organ reproduksi laki-laki pada sistem reproduksi?
6.
Apa
saja peran organ reproduksi perempuan pada sistem reproduksi?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui apa itu sistem reproduksi pria dan
wanita
2.
Mengetahui
struktur dan fungsi membran sel
3.
Mengetahui
struktur dan fungsi sitoplasma
4.
Mengetahui
struktur dan fungsi masing-masing organel sel
5.
Mengetahui
apa peran organ reproduksi laki
6.
Mengetahui
apa peran organ reproduksi perempuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Reproduksi Pria dan Wanita
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak
dalam kandungan ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar
satu juta oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga
ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200
ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman),
kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi
antara usia 9-14 tahun organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut
berhenti menstruasi (menophause) yang terjadi antara usia 46-54 tahun.
Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya
dinding rahim (endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi
kehamilan, tiga perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah
dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian
endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan
konsepsi berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan
dikenal dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena
menstruasi merupakan peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya
bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.
Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ
reproduksinya. Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya
maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang
normal.
B.
Struktur dan Fungsi Membran Sel

Membran sel dalam gambar-gambar dianggap
sebagai batas luar sel . pada kenyataannya dengan menggunakan mikroskop cahaya
kita tidak akan mampu melihat membran sel karena ukuran membran sel ini
tebalnya hanya sekitar 75-95 anstrom unit. Jadi garis gelap yang nampak
membatasi sel disebelah luar sebenarnya bukan membran sel tetapi bagian
sitoplasma yang berwarna akibat perembesan zat warna yang digunakan untuk
pemeriksaan.
Dengan menggunakan mikroskop elektron membran
sel akan nampak lebih jelas dan ternyata terdiri dari 3 lapisan yang secara
fungsional merupakan satu kesatuan yang oleh Robertson disebut “unit membran”.
Sebelum membran plasma dapat diisolasi, sebagian teori tentang membran sel ini
tidak hanya didasarkan atas hasil penelitian atau data yang diperoleh secara
tidak langsung.
Tahun 1902, Overton mengajukan suatu
teori yang mengatakan bahwa membran sel merupakan lapisan lipid yang tipis
karena melihat kenyataan bahwa zat-zat yang terlarut dalam lipid dapat melewati
membran plasma. Dengan melihat berbagai macam sifat membran sel, Danieli
mengusulkan suatu pendapat bahwa membran sel terdiri atas lapisan rangkap lipid
yang diapit oleh lapisan protein pada kedua permukaannya.
Banyaknya teori tentang membran sel
dikemukan oleh para ahli tetapi pada dasarnya ada dua kelompok teori tentang
susunan membran sel yaitu:
Ø Leaflet
theory yang menyatakan bahwa memban sel tersusun atas lapisan-lapisan .
Ø Teori
Globular yang menyatakan bahwa membran sel tersusun sebagai bola-bola yang
berderet.
Dari kedua teori tersebut kemudian
berkembang suatu teori yang menyatakan bahwa kedua bentuk susunan membran sel
ini dapat bertukar bentuk tergantung kebutuhan. Berdasarkan gambaran diatas
dapat dikatakan bahwa kedua bentuk susunan membran sel ini dapat bertukar
bentuk tergantung kebutuhan. Berdasarkan gambaran diatas dapat dikatakan bahwa
membran sel merupakan suatu membran yang bersifat dinamis dan mempunyai sifat
yang khas sehingga para ahli yang menggolongkan membran sel ini sebagai salah
satu organel sel yang letaknya diluar sitoplasma. Sifat –sifat khas membran sel
ini diantaranya ialah:
a. Makromolekul
tidak dapat melewati membran sel sehingga sitoplasma yang sebagian besar berupa
protein tetap terkurung oleh membran sel.
b. Membran
sel sebagai pelindung sel maupun menjaga keseimbangan elektrolit.
c. Membran
sel mempunyai kemampuan menandakan transportasi aktif.
d. Membran
sel mampu melaksanakan transportasi air.
e. Zat-zat
yang terlarut dalam lipid dapat pula melewati membran sel.
f. Membran
sel mampu melakukan invaginasi seperti dapat dilihat pada proses vagositosis
dan pinositosis. Hal ini pula yang mendukung dimasukkannya membran sel dalam
kelompok organel sel.
Pada
dasarnya suatu bahan dapat masuk kedalam sel maupun keluar dari dalam sel dengan
menggunakan suatu proses tertentu. Proses-proses yang terjadi dalam hal ini ada
4 macam proses utama yaitu:
1. Difusi
Difusi merupakan suatu proses lewatnya
bahan-bahan tertentu lewat suatu membran sebagai akibat kosentrasi yang
berbeda.Apabila membran sel ini bersifat permeabel penuh maka semua bahan dalam
larutan berkadar garam tinggi akan lewat masuke dalam larutan yang berkadar
rendah. Akan tetapi, karena sifat membran sel ini semipermeabel maka hanya
bahan-bahan tertentu saja yang dapat melewatinya dengan cara difusi.
Difusi melewati membran sel ini pada
umunya bersifat khas karena membutuhkan bantuan enzim tertentu sehingga membran
sel tersebut bersifat “enzyme controlled
permeable”. Mekanisme ini dapat dilihat pada pemasukan molekul glukosa ke dalam
sel eritrosit manusia.
2. Osmosis
Osmosis ialah lewatnya zat pelarut
melalui membran sebagai akibat perbedaan tekanan osmosis. Dalam hal ini zat
pelarut akan melwati suatu membran dari larutan yang berkadar rendah kelarutan
yang berkadar tinggi sehinggga tercapai suatu keseimbangan. Hal inilah yang
terjadi dalam transportasi air dari sel kedalam rongga antar sel dan dari sel yang satu ke dalam sel yang lain seperti
terjadi dalam sel tumbuh-tumbuhan.
3. Transportasi
aktif
Seperti telah dibicarakan bahwa
membran sel bersifat parmeabel untuk air dan gas yang larut tetapi tidak
permeabel untuk molekul lain termasuk ion-ion tertentu. Untuk memasukan bahan
yang sukar melewati membran sel diperlukan suatu mekanisme tertentu yang
dinamakan transportasi aktif. Kalau dalam difusi dan sistem “enzim controlled
permeability” tidak dibutuhkan energi makan dalam transportasi aktif ini
dibutuhkan energi. Suatu penelitian pada Escherichia coli menunjukkan adanya
suatu protein yang disebut “lactose-carrier” dalam membran plasma yang dengan
cara mengikat laktosa yang ada diluar sel mampu memasukkan laktosa kedalam
selnya sehingga dalam selnya dijumpai laktosa yang mempunyai konsentrasi lebih
dari 500kali laktosan diluar sel. Kebanyakan sel tubuh manusia menggunakan
mekanisme ini dalam memasukkan bahan-bahan yang diperlukan dalam sel dan
didalam membran sel terdapat molekul protein yang bertindak sebagai carrier
untuk mengikat dan membawa bahan-bahan tertentu kedalam sel.
4. Endositosis
Endositosis merupakan proses
pemasukan suatu bahan dari luar sel kedalam sel dengan cara melingkupi bahan
tersebut dengan membran plasma. Cara transportasi ini berbeda dengan cara lain
diatas dan pada dasarnya ada 2 macam yaitu:
a. Fagositosi
Proses
ini banyak dijumpai pada sel protozoa sebagai salah satu usaha untuk
mendapatkan makanan sedangkan pada sel-sel metazoa lebih ditunjukkan untuk
pertahanan diri terhadap benda asing seperti misalnya fagositosis terhadap
bakteri, debu, dan benda-benda lain yang dianggap berbahaya bagi sel. Kemampuan
untuk melakukan fagositosis pada tubuh manusia sangat berkembang dalam
selekosit bergranula dan sel-sel yang termasuk dalam sel makrofag atau sitem
retikulo-endotel. Sel-sel yang termasuk dalam golongan ini diantaranya ialah
histiosit yang terdapat dalam jaringan ikat, sel-sel retikuler dalam sistem
hemopeotik, sel-sel endotel dalam kapiler/sinusoid dalam jaringan hati,
kelenjar adrenal, hipofise, dan lain-lain.
b. Pinositosis
Pada proses ini cairan
akan dimasukkan dalam sel termasuk zat-zat yang larut didalamnya.
Membran sel selainmempunyai sifat-sifat
khas dan cara-cara tertentu dalam absorpsi, sekresi, transportasi, dan fungsi
fisiologis lain juga mempunyai keistimewaan dalam hal mengadakan diferensiasi
sesuai dengan fungsi sel masing-masing. Dalam hal ini membran sel mengalami
perubahan bentuk yang pada umumnya membentuk tonjolan-tonjolan tertentu. Pada
sel epitel saluran cerna membran sel pada permukaan bebasnya akan membentuk
tonjolan-tonjolan halus yang dinamakan mikrofili yang terutama mempunyai tujuan
untuk memperluas permukaan sel guna mempertinggi penyerapan sari makanan. Pada
sel epitel saluran pernafasan akan terbenuk cilia atau rambut getar yang
berfungsi penting dalam pembersihan udara pernafasan sedangkan untuk sel
spermatozoa membentuk ekor yang panjang yang penting untuk pergerakan.
Penonjola-penonjolan membran plasma ini pada umumnya disertai dengan penonjolan
sitoplasma. Kalau diamati pada sel saluran cerna khususnya usus maka akan
ditemukan lebih kuarang 3000 mikrofili untuk tiap sel atau kurang lebih 200.000.000
mikrofili tiap mm2. Beberapa jenis sel epitel juga mempunyai
mikrofili tetapi tidak sebanyak sel epitel khusus seperti epitel kantong
empedu, uterus, dan lain-lain.
C.
Struktur dan Fungsi Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian terbesar dari sel yang
didalam nya mengandung bagian-bagian sel seperti organel, inklusio daninti sel
disamping bahan-bahan lain yang terlarut dalam cairan sitoplasma. Dengan
menggunakan mikroskop cahaya sitoplasma akan nampak sebagai massa yang homogen
jernih dengan adanya partikel-partikel atau benda-benda refraktil di dalmnya
sehinggga nampak sebagai butir-butir/granula dalam sel. Secara sempintas
sitoplasma kelihatan terdiri dari dua bagian, yaitu bagian luar dekat membran sel
yang mempunyai granula lebih banyak disebut ektoplasma sedang bagian di tengah
dengan sedikit granula disebut endoplasma. Sebenarnya sitoplasma ini merupakan
benda setengah cair yang di dalamnya mengandung bangunan yang mempunyai fungsi
sendiri-sendiriyang tampak sebagai granula. Granula-granula ini sebenarnya
adalah organel inklusio yang terdapat dalam sitoplasma dan mempunya fungsi yang
sangat penting dalam menjalankan aktivitas sel.
Diantaraorganel
dan inklusio ini terdapatlah matriks dari sitoplasma yang sebagian besar
terdiri dari molekul-molekul protein yang berupa makro molekul sehingga tidak
dapat keluar melewati membran sel. Selain protein di dalam sitoplasma terdapat
pula molekul-molekul karbohidrat, protein,
lipid, vitamin, enzim dan bahan-bahan organik lain serta bahan-bahan anorganik
yang berbentuk ion-ion. Adanya bahan-bahan ini dalam sitoplasma menyebabkan
sitoplasma berbentuk bahan setengah cair yang mempunyai derajat kekentalan
tertentu. Di dalam sitoplasa inilah terjadi semua proses kimiawi baik yang
berupa biosintesis, glikolisis, hidrolisisdan proses-proses kimia lainya. Di
dalam sitoplasma pula banyak terjadi proses lain yang merupakan dasar dari
fungsi sel.
`Dari
penelitian para ahli sitoplasma mempunyai sifat-sifat fisiologis yang khas yang
berhubungan dengan fungsi sel seperti :
1.
Iritabilitas.
Kemampuan
untuk bereaksi terhadap rangsang. Kemampuan ini pada metazoa mengalami
spesifikasi sehingga kemampuan iritabilitas sel tidak sama. Sel-sel yang
mempunyai iritabilitas tinggi dapat di jumpai pada sel saraf terutama pada
saraf penerima rangsangan misalnya sel pada retina mata, selaput lendir hidung,
selaput lendir mulut, dan lain-lain.
2.
Konduktivitas.
Kemampuan
untuk meneruskan rangsangan. Kemampuan ini adalah kemampuan untuk meneruskan gelombang
eksitasi mulai dari tempat menerima rangsang samapi ke pusat penerima rangsang
atau sebaliknya. Kemapuan ini sangat menonjol pada sel-sel saraf.
3. Kontraktilitas.
Kemampuan
mengubah panjang. Kemampuan ini merupakan kemampuan sel untuk memanjang atau
memendek sehingga ke seluruhan atau sebagian sel akan berubah panjangnya. Hal
ini nampak nyata pada sel otot.
4. Absorbsi
dan asimilasi
Kemampuan
sitoplasma untuk mengambil bahan-bahan di sekitar sel (absorbsi) dan kemudian menggunakanya untuk membuat
energi yang di perlukan oleh sel (asimilasi). Kemampuan absorbsi sitoplasma
sangat menonjol misalnya pada sel-sel epitel usus sedangkan kemampuan asimilasi
pada sel hati.
5. Ekskresi
dan sekresi
Ekskresi
ialah kemampaun untuk mengeluarkan bahan-bahan yang yang tidak atau berbahaya
bagi sel, sedangkan sekresi ialah kemampuan sitoplasma untuk mengeluarkan
bahan-bahan yang di hasilkan oleh sel untuk di pergunakan oleh sel lain atau
jarinangan lain. Kemampuan ekskresi dapat di lihat pada sel-sel epitel tubali
ginjal dan kemampuan sekresi dijumpai pada semua sel kelenjar.
6. Respirasi
Merupakan
kemampuan semua jenis sel untuk melaksanakan proses respirasi yaitu pengolahan
bahan makanan menjadi energi dengan bantuan oksigen. Proses ini dapat
dilaksanakan dengan bantuan enzim-enzim di dalam sitoplasma.
7. Pertumbuhan
dan pembelahan
Pertumbuhan
sel akibat makin bertambahnya volume sitoplasma dan komponen-komponenya
dansetelah mencapai maksimal akan mengalami pembelahan sel. Dengan adanya
pembelahan sel ini maka jumlah sel dalam tubuh makhluk hidup akan bertambah
banyak sehingga jaringan tubuh akan membesar
demikian pula tubuh makhuluk hidup.pertumbuhan dan pembelaha sel ini
merupakan bagian dari siklus hidup sel. Kemampuan bertumbuh dan membelah dari
sel banyak di lihat pada sel kelamin.
Apabila kita lihat bahan-bahan kimia
yang terdapat dalam sel dapat di katakan bahwa bahan-bahan tersebut sebagian
besar terdapat dalm sitoplasma . bahan-bahan yang terdapat dalam sel ini dapat
dalam bentuk senyawa organik dapat pula dalam bentuk senyawa anorganik. Senyawa
anorganik terdiri atas air dan ion-ion mineral sedangkan senyawa organik dalam
bentuk protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan lain-lain. Dalam sel
tumbuh-tumbuhan dan hewanya terdapat 75-85% air, 10-20% protein, 2-3% lipid, 1%
karbohidrat dan 1% senyawa anorganik. Air dalam sel sebagian besar terdapat
dalam bentuk bebas sebagai bahan pelarut (95%)bsedangkan sisanya terdapat dalam
bentuk terikat pada senyawa lain.
Di
dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:
1) Retikulum
endoplasmatik
Membran yang tersusun
dalam lapisan ganda seperti kantung kosong yang diratakan. Ini ditemukan di
seluruh sel, membelahnya menjadi area-area fungsional.
2) Aparatus
golgi
Membran yang
belapis-lapis dekat dengan nukleus. Aparatus golgi tampaknya penting untuk
sekresi.
3) Sentrosom
Sepasang silindris yang
bersilangan, merupakan bagian penting untuk pembelahan sel.
4) Ribosom
Merupakan tempat
pembentukan semua protein. Ribosom sebagian besar terbentuk atas asam
ribonukleat (RNA). Ribosom terletak bebas atau pada retikulum endoplasma.
5) Lisosom
Adalah paket penting
dari enzim-enzim, yang dapat “menelan” droplet zat tertentu di dalam sel.
6) Sekretori
atau droplet penyimppan
Seringkali berada dalam
membran (vesikel), terlihat di dalam sitoplasma. Benda ini terbentuk atas
lipid, karbohidrat, atau protein.
7) Mitokondria
Adalah tube berlapis
ganda dengan sekat internalnya terdapat pada paket susunan dari enzim. Enzim
ini mampu untuk mengubah bahan makanan menjadi senyawa yang kaya akan energi.
Motokondria merupakan “rumah kekuatan” dari sel.
8) Membran
nukleus
Selaput berlapis ganda
di sekitar nukleus. Membran nukleus benar-benar merupakan perpanjangan
retikulum endoplasma dengan pori-pori kecil didalamnya.
D.
Struktur dan Fungsi Organel Sel
1.
Inti
Sel
Inti sel atau nukleus merupakan bagian sel yang
mempunyai fungsi utama untuk mengadakan kontrol terhadap aktivitas sel. Dalam
hal ini, inti sel tidak melakukan kontrol terhadap kegiatan sel setiap saat,
akan tetapi inti sel hanya menentukan pola-pola aktivitas suatu sel. Dari hasil
penelitian para ahli ternyata bahwa ukuran dan bentuk sel dapat berubah-ubah
tetapi inti tetap stabil.
Yang menunjukan stabilitas inti
inti sel dan yang memberikan pengarahan yang bersifat jangka panjang kepada sel
ialah suatu bahan yang terdapat dalam inti sel yang disebut kromosom yang
jumlahnya berbeda-beda antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup
lainnya. Jumlah kromosom dan susunannya inilah yang menentukan corak hidup, cara hidup, dan memberikan warna pada semua sifat makhluk
hidup.
Kromosom pada manusia berjumlah 46 buah dan terdapat berpasangan
(23 pasang)ndan ini akan menentukan perkembangan, sifat dan kelakuan normal
manusia. Kelainan jumlah kromosom dalam inti sel akan menyebabkan perubahan-perubahan
tertentu yang menuju ke arah abnormalitas.
Hubungan antara inti sel dengan
sitoplasma ternyata sangat erat, karena apabila dipisahkan dari sitoplasma maka
inti sel akan mati karena tidak ada lagi makanan yang dihasilkan oleh
sitoplasma yang sangat dibutuhkan oleh inti sel.
Bentuk inti sel umumnya bulat atau
oval tetapi juga tergantung dari bentuk selnya, misalnya seperti sel-sel
berbentuk silinder bentuk inti selnya akan terbentuk seperti cakram (discoid). Letak inti sel umumnya
dijumpai sebuah inti sel, kecuali beberapa jenis sel mempunyai lebih dari satu
seperti sel-sel otot seran lintang dan osteoklas.
Pada stadium interfase dimana sel
belum akan membelah inti sel dapat dilihat dengan jelas dan mempunyai
bagian-bagian sebagai berikut:
i.
Membran
inti
Membran
inti adalah selaput berlapis ganda di sekitar nukleus yang berfungsi untuk
mengatur ion-ion dan molekul-molekul keluar masuk inti sel. Membran nukleus
benar-benar merupakan perpanjangan retikulum endoplasma dengan pori-pori kecil
di dalamnya berukuran diameter 300-400 Angstrom. Lapisan luar membran inti ini
tampak kurang padat dan disini menempel butir-butir ribosom, sedangkan lapisan
dalamnya tampak lebih padat dan padanya menempel butir-butir kromatin yang
membentuk kelompok-kelompok.
Pada
waktu terjadi pembelahan sel membran inti ini akan larut atau menghilang dan
kemudian akan muncul lagi setelah pembelahan sel selesai.
ii.
Anak
Inti (Nukleolus)
Apabila dilihat
dengan menggunakan mikroskop, nukleolus akan tampak sebagai bangunan basofil
yang mempunyai ukuran lebih besar dari butir-butir atau kelompok-kelompok
kromatin yang ada dalam inti sel. Dalam satu inti sel sering dijumpai lebih
dari satu anak inti dan adakalanya anak inti ini menempel pada membran inti.
Bagian-bagian anak inti dibedakan
menjadi :
Dari
hasil penelitian bahwa anak inti tidak mempunyai membran. Kandungan protein
sangat tinggi dan mengandung RNA. Di nukleolus ini tidak terdapat DNA. Fungsi
anak inti atau nukleolus adalah
sebagai tempat pembuatan protein yang akan digunakan untuk membuat ribosom dan
juga sebagai tempat mengadakan sintesis RNA
iii.
Kromatin
Dalam
inti sel banyak dijumpai butir-butir berwarna gelap atau basofil yang ternyata
adalah kromatin yang penyebarannya dalam sel tidak merata dan sering membentuk
kelompok.
Macam-macam
kromatin :
1. Heterokmatin
atau condensed chromatin
2. Eukromatin
atau extended chromatin
Fungsi kromatin adalah untuk
menyampaikan informasi genetik tentang sifat-sifat dari sel yang bersangkutan
karena mengandung RNA 12 %, DNA 16 %, dan protein 72 %.
iv.
Karioplasma
atau cairan inti
Merupakan cairan merupakan larutan
koloidal yang mempunyai sifat-sifat seperti protoplasma. Karioplasma lebih
kental dibandingkan sitoplasma dan mempunyai hubungan dengan sitoplasma melalui
porus nuclearis sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
sitoplasma dapat keluar dari inti sel masuk ke sitoplasma.

2.
Mitokondria
Mitokondria
adalah tube berlapis ganda dengan sekat internalnya terdapat pada paket susunan
dari enzim. Enzim ini mampu untuk mengubah bahan makanan menjadi senyawa yang
kaya akan energi. Jumlah mitokondria dalam sel sangat bervariasi dan tergantung
dari jenis sel dan kondisinya. Di dalam
sel hati yang normal dijumpai sekitar 1000-1600 mitokondria dan jumlah ini akan
menurun pada jaringan hati yang sedang mengalami proses regenerasi atau pada
jaringan hati yang terkena kanker.
Jumlah
mitokondria dalam sel otot akan meningkat dengan pemberian hormon tiroid,
demikian pula pada penderita hipertiroidi. Jumlah mitokondria yang terbesar
dijumpai pada sel-sel oosit yaitu sekitar 300.000 butir.
Dengan
menggunakan mikroskop cahaya, mitokondria tidak tampak dengan jelas kecuali
kalau digunakan zat pewarna khusus yaitu Janus Green yang akan memberi
warna biru hijau pada mitokondria karena
adanya enzim sitokhrom oksidase di dalam mitokondria. Dari hasil penelitian,
diameter mitokondria adalah sekita 0,5 milimikron dengan panjang yang sangat
bervariasi dan yang terpanjang hanya 7 milimikron.
Mitokondria
mempunyai membran rangkap dimana kedua membran tersebut mempunyai tebal 6
nanometer dan jarak antara keduanya 6-8 nanometer. Membran dalam membentuk
lipatan-lipatan ke dalam sehingga membentuk krista
mitokondria sehingga permukaannya menjadi lebih luas.
Pada
dasarnya sebagai sumber energi sel membutuhkan karbohidrat, protein, dan lipid.
Karbohidrat dalam sitoplasma akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Lipid
hanya akan digunakan sebagai sumber energi bila karbohdrat tinggal sedikit atau
tidak digunakan. Protein akan digunakan sebagai sumber energi apabila lipid
sudah menipis.

3. Ribosom
Dalam pengamatan sitoplasma dapat
dilihat adanya granula-granula yang banyak sekali dalam sitoplasma yang
mempunyai sifat mengikat zat warna basis yang disebut dengan ribosom . dari hasil penelitian
ternyata bahwa ribosom ini mengandung banyak sekali asam nukleat yang berbeda
dengan yang terdapat dalam kromatin dalam inti sel.
Setelah ditemukan mikroskop elektoron maka
penelitian tentang granula ini menjadi lebih meningkat dan ternyata bahwa
granula RNA yang sekarang dikenal sebagai ribosom ini merupakan benda-benda
halus yang terdiri atas nukleoprotein dengan
diameter sekitar 15 milimkron.
Di dalam sitoplasma ribosom terdapat dalam
dua bentuk, yaitu bebas dalam matriks sitoplasma dan terdapat menempel pada
dinding/membran gelembung-glembung terutama retikulum endoplasma. Ribosom ini
terdapat bebas dalam dalam sitoplasma berfungsi untuk mengadakan sintesis
protein yang akan digunakan sendiri oleh sel yang nantinya akan digunakan untuk
pertumbuhan sel dan pembelahan sel. Ribosom yang menempel pada retikulum
endoplasma berfungsi untuk mengadakan sisntesis protein yang akan dikeluarkan
dari sel melalui organel yang mempunyai fungsi sekresi.
Adakalanya dalam sitoplasma dijumpai ribosom
yang tersusun berderet dengan satu sama lain dihubungkan oleh semacam benang
halus yang dinamakan poliribosom dan
ini mempunyai fungsi untuk mengadakan sintesis protein yang lebih kompleks
Fungsi utama ribosom ialah untuk mengadakan
sintesis protein. Dalam melaksanakan tugasnya ini ribosom dikontrol oleh inti
sel yang menghasilkan RNA yang disebut “messenger RNA” atau mRNA dan dibantu
oleh “transfer RNA” atau tRNA yang berfungsi untuk mengikat asam amino yang ada
dalam sitoplasma. Kerjasama antara mRNA, tRNA, dan rRNA akan menentukan jenis,
struktur dan sifat dari protein yang akan disintesis.

E.
Organ Reproduksi Laki-laki

a) Penis
Penis
terletak menggantung di depan scrotum.bagian ujung disebut glans penis dan
bagian pangkal disebut pangkal radial
penis.kulit pembungkus amat tipis tidak berhubungan dengan bagian permukaan
dalam dari organ dan tidak mempunyai jaringan adiposa.kulit ini berhubungan
dengan pelvis,scrotum dan perineum.
Penis
tersusun atas tiga batang seperti spons
yang bersifat erektil dan kaya pembuluh darah.batng spongiosa ini dilapisi oleh
selubung jaringan fibrosa yang kuat dan yang selanjutnya diluar tertutup oleh kulit yang merupakan lanjutan
kulit pada scotum dan inguinal (selakang ) kebelakang untuk .kulit yang
menutupi glans penis melipat ke belakang
untuk membentuk prepusium,kecuali pada bayi yang prepusiumnya masih melekat pada glans
penis.lipatan kulit inilah yang dibuang pada saat opeasi sirkumsisi.
Penis
dilalui oleh sebagian dari uretrha yang
bekerja sebagai jalannya sperma maupun untuk
ekskresi urine.suatu otot sfingter kecil menengah masuknya sperma kedalam vesica uninaria dan mencegah keluarnya sperma dan urine secara
bersamaan.ereksi penis penting apabila hubungan seksual terjadi,dan hanya
terjadi dalam reaksinya terhadap rangsangan seksual.otot otot dasar pelvis ikut
berperan pada ereksi.tetapi sebagian besar
ereksi ini disebabkan oleh
perubahan pada ketiga jaringan batang spongiosa tersebut.pembuluh darah yang
terdapat didalam batang batng spongiosa
sanagt mengalami dilatasi dan cepat terisi dan digembungkan oleh darah apabila terjadi respon terhadap rangsangan seksual yang menyebabkan saraf
saraf autonom memacu dinding dinding otot polosnya.bila cavernae terisi
darah maka penis akan menjadi
keras,berdiri tegak,dan mengarah kedepan.
Pembuluh darah penis:
1. Arteri
pundenda interna: cabang arteri hipogastrika yang menyuplai darah unruk ruangan
kanvernosus
2. Arteri
profunda penis:cabang dari arteri dorsalis penis, bercabang terbuka langsung
keruanagn kanvernosa.cabang kapiler menyuplai darah ke trabekula ruangan
kanvernosa,dikembalikan ke vena pada dorsum.vena dorsalis penis
melewatipermukaan superior korpora kanvernosa dan bergabung dengan vena lain.
Saraf penis
berasal dari cabang dari nervus pundendes dan pleksus pelvikus pada glans penis
dan bulbus,beberapa dari filamen N.
Kutaneus.
b.) Scrotum
Scrotum adalah
sepasang katong yang menggantungdi dasar pelvis.di depan terdapat penis dan di
belakang terdapat anus.zscrotum atau kandung buah pelir berupa kantong terdiri
dari kulit tanpa lemak dan memiliki sedikit jaringan otot.pembungkusnya disebut
tunika vaginalis yang di bentuk dari peritonium scrotum yang mengandung
pigmen,di dalamnya terdapat kantong kantong,setiap kantong berisi epididimis
fenikulus spermatikus.
Scrotum
bervariasi dalam beberapa keadaan,misalnya pengaruh panas dan lansia,dan
keadaan lemah,scrotum memanjang dan lemas.sedangkan dalam keadaan dingin dan
pada orang muda akan memendek dan berkerut.
Scrotum terdiri dari dua lapisan:
1. Kulit:warna
kecoklatan,tipis dan mempunyai flika/rugae,terdapat folikel sebbasea
dikelilingi oleh rambut keriting yang akarnya terlihat melalui kulit.
2. Tunika
dartos:berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis scrotum.tunika
dartos ini membentuk septum yang membagi scrotum menjadi dua ruangan untuk
testis yang terdapat di bawah permukaan penis.
Pada scrotum
terdapat M. Kremaster yang muncul dari M. Obligue internus abdominalis yang
menggantungkan testis dan mengangkat testis menurut kemauan dan refleks
ejakulasi.
c.) Testes
Testes dibentuk
di dalam abdomen fetus kira kira 28 minggu
kehidupan intrauteri,dan turun kedalam scroum dan ditopang oleh funiculus
spermaticus sebelum lahir.kegagalan testes untuk turun disebut
kriptorkismus,dan keadaan ini merupakan penyebab sterilisasi pada pria,karena
produksi sperma memerlukan suhu yang lebih rendah daripada suhu tubuh
normal.testes baru akan berfungsi penuh sampai ada rangsangan oleh glandula
pituitaria anterior pada saat pubertas.
Testis merupakan
struktur yang berbentuk oval,bewarna putih,kira kira panjangnya 4 cm,lebar 2,5
cm,dan tebal 3 cm.masing masing testis beratnya 10 samapi 14 g.
Testis diselubungi
oleh kapsul pelindung fibrosa yang disebut tunika albuginae,dan ditutupi oleh
membran serosa yang disebut tunika vaginalis,yang memungkin masing masing
testis dapat bergerak secara bebas didalam scrotum.
Jaringan
glanduler (kelenjar) yangg menyusun testis dibagi menjadi 200 – 300 lobi.setiap
lobus berisi tubulus seminifurus yang berkelok kelok yang bermuara ke dalam vas
deferens.
Tubulus
seminiferus mulai berkembang dari sel sel sinsitium pada saat anak laki laki berumur 7 tahundan perkembangan yang cepat
terjadi sampai umur 16 tahun pada saat testes mencapai ukuran dewasa.dinding
dalam tubuli dilapisi oleh lamina basalis ,di atasnya terletak epitelium germanativium yang merupakan asal
pembentukan sperma setelah pubertas.
Testes mempunyai
dua fungsi:
1. Untuk
memproduksi tertosteron ,yaitu hormon yang mengendalikan sifat sifat sekunder
kejantanan
2. Untuk
memproduksi spermatozoa.
Fungsi testes
dapat terganggu oleh adanya orkitis ( radang testes) yang dapat terjadi pada
parotitis atau infeksi akut yang lain.infeksi
tersebut dapat menyebabkan kegagalan testes dalam memproduksi
spermatozoa.
d.) Epididimis
Epididimis
merupakn pipa halus yang berkelok kelok,panjangnya 6 cm yang menghubungkan
testis dengan vas deferens.tubulus tersebut mempunyai epitel besilia yang
melapisi bagian dalam guna membantu spermatozoa bergerak menuju vas deferens.
Epididimis
terrletak disepanjang atas tepi dan belakang testes dan terdiri dari:
1. Kaput
epididimis,berhubungan erat dengan bagian atas testis sebagai duktus eferens
dari testis.
2. Kaput
epididimis:badan ditutupi oleh membran serosa servikalis sepanjang tepi
posterior.
3. Kauda
epididimis:ekor disebut juga globulus minor ditutupi oleh membran serosa dan
berhubungan dengan diferens.
4. Ekstremitas
superior: bagian yang besar
5. Ekstremitas
inferior:seperti titik.
Fungsi epididmis
adalah sebagai saluran penghantar testis,mengatur sperma sebelum ejakulasi dan
memproduksi sperma.
e.) Vas deferens
Vas deferens
berbentuk tabung yang panajangnya 45 cm,yang mengangkut spermatozoa dari
epididimis ke urethra pars prostatica.spermatozoa disimpan di dalam pembuluh
ini, di sini terjadi pemasakan dan peningkatan mobilitasnya.
Vas deferens ini
merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat vasektomi.sperma
masih diproduksi da memasuki vas deferens ,tetapi sperma tidak dapat
diejakulasikan sehingga mengalami degenerasi.
f.) Vesicula
seminalis
Vesicula
seminalis merupakan kantong kecil yang berbentuk tidak teratur panajngnya sekitar 5 – 10 cm
dan terletak diantar dasar vesica urinaria dan rectum.
Fungsi vesicula
seminalis adalah mensekresi cairan yang kental bewarna kuningan yang ditambah pada sperma untuk membentuk
cairan seminal..cairan tersebut
mengandung glukosa dan bahan lain untuk untuk memberi nutrien (makan) kepada sperma.masing masing vesicula bermuara
pada ductus seminalis yang bergabung dengan vas deferens pada sisi yang sesuai
untuk membentuk dductus ejaculatorius.
g.) Ductus
ejaculatorius
ductus
ejaculatorius dibentuk dari persatuan vas deferens dengan ductus
seminalis.ductus ejaculatorius berjalan memewati prostata dan bertemu dengan urethra.dengan
demikian ductus ejaculatorius ini menghubungkan vasa deferentia dengan urethra.
h.) Prostat
Prostata
merupakan struktur yang berbentuk kerucut
yang panjangnya 4cm,lebarnya 3 cm, dan tebalnya 2 cm, dengan berat kira kira 8g.prostata mengelilinggi
bagian atas urethra dan terletak dalm hubungan langsung dengan cervix vesicae
urinaria.prostata tersusun atas jaringan kelenjar dan seraabur serabur otot
involunter dan berada didalam kapsul fibrosa.
Jaringaan otot
prostata berfungsi untuk membantu dalam ejakulasi.
Fungsi kelenjar
prrostata mengeluarkan cairan alakali yang encer seperti susu yang mengandung
asam sitrat yang berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan pada
uretrha.
Prostat
dipertahankan posisinya oleh:
1. Ligamentum
puboprostatika
2. Lapisan
dalam diafragma urogenitalis
3. M.
Levator ani pars anterior
4. M.levator
prostat bagian dari M. Leator ani.
Sekresi prostata
diproduksi secara terus menerus dan diekskresikan ke dalam urine.setiap hari
diproduksi kira kira 1 ml,tetapi jumlahnya tergantung dari kadar
testoteron,karena hormon ini yang merangsang sekresi tersebut.sekret prostata
mempunyai pH 6,6 dan susunannya sama seperti plama,tetapi mengandung bahan
bahan tambahan misalnya kolesterol,asam sitrat dan suatu enzim
hialuronidase.sekrett prostata ditambahkan
kedalam sperma dan cairan seminal pada saat sperma dan cairan seminal
melewati urethra.
Prostata sering
membesar pada pria setengah umur atau tua, dan pembesaran ini atau karena
tekana lain yang disebabkan oleh apa saja pada sfingter urethra atau urethra
itu sendiri ,akan menyebabkan retensi urine akut.keadaan demikian dapat
disembuhkan dengan memasang kateter kedalam vesica urinaria atau melakukan
prostatekomi pada pasien tertentu.
i.)
Glandula bulbouretralis
Kelenjar
bulbouretralis terdapat di belakang lateral pars membranasae uretra,diantara
kedua lapisan diafragma urogenitalis dan di sebelah bawah kelenjer prostat.
Kelenjer
kecil kira kira sebesar kacang kapri
,bewarna kuning dengan panjang 2,5cm,saluran inibermuara kedalam uretrha
sebelum mencapai bagian penis.sekresi dari glandula bolbouretralis ini
ditambahkan ke dalam cairan seminal.glandula bolbourethralis mengeluarkan
sedikit cairan sebelum ejakulasi dengan tujuan utuk melumassi pennis sehingga
mempermudah masuk ke dalam vagina.
Bila sekresi
prostata sendiri mempunyai pH 6,6 maka pH cairan seminal secara keselurruhan sama dengan darah,yaitu
7,5.
j.) Cairan
seminal
Cairan seminal
adalah cairan tempat berenangnya spermatozoa.caiaran ini memberi nutrien
(makan) kepada spermatozoa dan membantu motilitas spermatozoa.setelah berrjalan
dari vesicula seminalis dan ductus seminalis, maka cairan ini berjalan melalui
ductus ejaculatorius ke urethra,disini ditambahkan sekresi prostata ini
merupakan komponen paling besar dari cairan seminal.
F.
Organ Reproduksi Perempuan
1.
Organ
genitalia eksternal (alat reproduksi wanita bagian luar)

a)
Mons veneris atau mons
pubis Mons
veneris adalah bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada perempuan setelah
pubertas di tutup oleh rambut kemaluan. Pada perempuan umunya batas astas
rambut melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan kebawah sampai ke
sekitar anus dan paha.
b) Labia
mayora (bibir-bibir besar) Labia
mayora terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi
oleh jaringan lemak yang serupa dengan
yang ada pada mons veneris. Kebawah dan kebelakang ke dua labia mayora bertemu dan membentuk kommisura posterior.
Labia mayora analog dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum berakhir di
batas atas labiya mayora. Setelah
perempuan melahirkan beberapa kali, labia mayora menjadi kurang menonjol dan
pada usia lanjut mulai mengeriput.
c) Labia
minora (bibir-bibir kecil)
Labia minora adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah
dalam labia mayora ke depan ke dua bibir kecil bertemu yang di atas klitoris
membentuk preputium klitoridis dan yang di bawah klitoris membentuk frenulum
klitoridis. Ke belakang kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk fossa navikulare. Fossa
navikulare pada perempuan yang belum pernah bersalin akan terlihat utuh, cekung
seperti perahu; pada perempuan yang pernah melahirkan akan tampak tebal dan
tidak merata. Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak glandula
sebasae (kelenjar-kelenjar lemak) dan ujung-ujung saraf yang menyebabkan bibir
kecil sangat sensitif. Jaringan ikatnya banyak pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabakan
bibir ini dapat mengembang.
d) Klitoris
Klitoris
kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri
atas glans klitoridis, korpus klitoridis dan dua krura yang menggantungkan
klitoris ke mons pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat
mengembang , penuh dengan urat saraf, sehingga sangat sensitif.
e) Vestibulum
Vestibulum
berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke belakang dan di batasi di
depan oleh klitoris, kanan dan kiri ole labia minora dan di belang oleh
perineum. Kurang lebih 1-1,5 cm dibawah klitoris di temukan orifisium uretra
eksternum (lubang kemih) membentuk membujur 4-5mm dan tidak jarang sukar di
temukan karena tertutup oleh lipatan-lipatan selaput vagina. Tidak jauh dari
lubang kemih , di kiri dan di kanan bawahnya,dapat dilihat dua ostia skene.
Saluran skene analog dengan kelenjar prostat laki-laki. Di kiri dan di kanan
bawah di dekat fossa nevikulare, terdapat kelenjar bartolin. Kelenjar ini
berukuran diameter lebih kurang 1 cm, terletak di bawah otot konstriktor kunni
dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5-2 cm yang bermuara di vestibulum.
f) Bulbus
vestibuli
Bulbus vestibuli
merupakan pengumpulan vena terletak di bawah selaput lendir vestibulum, dekat
ramus ossis pubis. Padaktu persalinan biasanya bulbus vestibuli tertarik ke
arah atas ke bawah arkus pubis, akan
tetapi bagian bawahnya yang melingkari vagina mengalami cedera dan
sekali-sekaliu timbul hematoma vulva atau pendarahan.
g) Preneum
Preneum
terletak antara vulva dan anus panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan yang
mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis.
Perineum mendapat pasokan darah terutama dari arteria pudenda interna dan
cabang-cabangnya.
h) Himen
(selaput dara)
Himen
adalah lapisan tipis menutupi sebagian liang senggama. Di tengahnya berlubung,
merupakan tempat keluarnya menstruasi , bentuknya bervariasi dan bila teregang
akan berbentuk cincin.
i) Orifisum vagina
Orifisum
vagina celah yang terdapat di bawah dan di belakang muara uretra, ukuranya
tergantung pada himen, lipatan di dalamnya berkontraksi satu sama lainnya.
2. Genetalia
interna

a) Vagina
(liang kemaluan)
Vagina
merupakan suatu penghubung antara introitus vagina dan uterus. Arahnya sejajar
denganarah dari pingggir atas simfisis ke promontorium. Arah ini penting di
ketahui pada waktu memasukan jari ke dalam vagina saat melakukan pemeriksaan
ginekologik. Dinding belakang dan depan
vagina berdekatan, masing-masing panjangnya berkisar antara 6-8 cm dan 7-10 cm.
Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut rugae. Di
tengah-tengahnya ada bagian yang lebih keras di sebut kolumna rugarum. Bagian
atas vagina berasal dari dukkus mulleri, sedangkan bagian bawahnya di bentuk
oleh sinus urogenitalis. Di sebelah depan, dinding vagina berhubungan dengan
dengan uretra dan kandung kemih yang di pisahkan oleh jaringan ikat biasa di
sebut septum vesikovaginalis. Di sebelah belakang, di antara dinding vagina
bagian bawah dan rektum terdapat jaringan ikat biasa di sebut septum
rektovaginalis.seperempat dinding bagian atas dinding vagina belakang
terpisahdari rektum oleh kantong rektouterina yang biasa di sebut kavum
douglasi. Dinding kanan dan kiri vagina berhubungan dengan muskulus levator
ani. Di puncak vagina di pisahkan oleh serviks, terbentuk forniks anterior,
posterior dan lateralis kiri dan kanan. Oleh karena puncak vagina belakang
terletak lebih tinggi dari pada bagian depan, maka forniks posterior
lebih dalam daripada anterior. Forniks memepunyai arti klinik karena
organ internal pelvis dapat di palpasi melalui dinding forniks yang tipis. Kurang lebih 1,5 cm di atas
forniks lateralis terletak ureter yang terdapat di dalam parametrium. Di tempat
itu ureter melintasi arteri uterina tepat di bawahnya.
Hal ini penting di ketahui jika harus menjahit robekan serviks uteriyang lebar
dan dekat dengan temapt arteria uterina dan ureter agar kedua pembuluh itu
tidak terjahit. Vagina mendapat darah
dari :
1) Arteria
uterina, yang melalui cabangnya ke serviks dan vagina memberikan darah ke
vagina bagian 1/3 atas.
2) Arteria
vesikalis inferior, yang melalui cabangnya memberikan darah ke vagina bagian 1/3 tengah.
3) Arteria
hemoroidalis mediana dan arteria pudendus interna, yang memberikan darah ke
vagina bagian 1/3 bawah
Darah kembali melalui pleksus vena yang
ada, antara lain pleksus pampini formis ke vena hipo gastrika dan vena iliaka
ke atas. Getah bening (limfe) yang berasal dari 2/3 bagian atas vagina akan
melalui kelenjar getah bening di daerah vasa iliaka, sedangkan getah bening
yang berasal dari 1/3 bagian bawah akan melalui kelenjar getah bening di regio
inguinalis.
b) Uterus
Uterus
berbentuk seperti buah alvokad atau buah pir yang sedikit gepeng ke arah depan
belakang. Ukuranya telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas
otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm lebar dia atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm.
Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks ke
depan dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke depan dan membentuk sudut dengan serviks
uteri. Uterus terdiri atas :
1. Fundus
uteri adalah bagian uterus proksimal, di situ kedua tuba fallopi masuk ke
uterus. Dalam klinik perlu di ketahui samapi
dimana fundus uteri berada, oleh
karena tuanya kehamilan dapat di perkirakan dengan parabaan pada fundus uteri.
2. Korpus
uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin
berkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri di sebut kavum uteri (rongga
rahim).
3. Servis
uteri terdiri atas:
a. Pars
vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio.
b. Pars
supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada di atas vagina.
Saluran yang terdapat dalam serviks
di sebut kanalis servikalis, berbentuk seperti saluran lonjong dengan panjang
2,5 cm. Saluran ini di lapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks, berbentuk sel-sel
torak bersilia dan berfungsi sebagai reseptakulum seminis. Pintu saluran
serviks sebelah dalam di sebut ostium uteri internum dan pintu di vagina
disebut ostium uteri eksternum. Kedua pintu penting dalam klinik misalnya dalam
penilaian jalanya persalinan, dan abortus. Secara histologik dari dalam keluar,
uterus terdiri atas :
1. Endometrium
di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri. Endometrium terdiri atas
epitel kubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah yang
berlekuk-lekuk. Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti
penting dalam siklus menstruasi dalam masa reproduksi. Dalam masa haid,
endometrium sebagian besar di lepaskan, untuk kemudian tumbuh lagi dalam masa
proliferasi yang selanjutnya diikuti dengan sekretorik (kelenjar-kelenjar telah
berlekuk-lekuk dan terisi dengan getah).
2. Lapisa
otot polos uterus di sebelah dalam berbentuk sirkular dan di sebelah luar
berbentuk longitudinal. Di antara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot
oblik, berbentuk anyaman. Lapisan ini
paling penting dalam persalinan oleh karena sesudah plasenta lahir, otot pada
lapisan ini berinteraksi kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh darah yang terbuka
di tempat itu, sehingga pendarahan berhenti.
3. Lapisan
serosa, yakni peritoneum viserale.
Uterus
sebenarnya terapung-apung dalam rongga velvis, tetapi terfiksasi dengan baik
oleh jaringan ikat dan ligamenta yang menyokongnya. Ligamenta yang memfiksasi
uterus adalah sebgai berikut :
1. Ligamentum
kardinal (mackenrodt) kiri dan kanan, yakni ligamentum yang terpenting yang
mencegah uterus tidak turun. Terdiri atas jaringan ikat tebal yang berjalan
dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding velvis. Di dalamnya
ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria uterina.
2. Ligamentum
sakro-uterina,yakni ligamentum yang menahan uterus supaya tidak bergerak.
Berjalan dari serviks bagian belakang kiri dan kanan, ke arah os sakrum kiri
dan kanan.
3. Ligamentum
rotundum kiri dan kanan, yakni ligamentum yang menahan uterus dalam
antefleksi. Berjalanan dari sudut fundus
uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan
kadang-kadang terasa sakit di daerah inguinal waktu berdiri cepat, karna uterus
berkontraksi kuat dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta mengadakan
tarikan pada daerah inguinal. Pada persalinan pun teraba kencang dan terasa
sakit bila di pegang.
4. Ligamentum
latum kiri dan kanan, yakni ligamentum yang meliputi tuba. Berjalan dari uterus
ke arah lateral. Tidak banyak mengandung jaringan ikat. Sebenarnya ligamentum
ini adalah bagian peritoneum viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba dan
berbentuk sebagai lipatan. Di bagian dorsal ligamentum ini di temukan indung
telur (ovarium sinistrum et dekstrum).
Untuk menfiksasi uterus, ligamentum latum ini tidak banyak artinya.
5. Ligamentum
infundibulo-pelvikum kiri dan kanan, yakni ligamentum yang menahan tuba
falloppii. Berjalan dari daerah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya di
temukan urat-urat saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan vena ovarika.
Di samping ligamenta tersebut di
atas di temukan pada sudut kiri dan kanan belakang fundus uteri ligamentum
ovari proprium kiri dan kanan yang menahan ovarium. Ligamentum ovari proprium
ini embriologis berasal dari gubernakulum. Jadi sebenarnya berasal seperti
ligamentum rotundum yang juga embriologis berasal dari gubernakulum.
Ismus adalah bagian antara serviks dan korpus
uteri, di liputi oleh peritoneumviserale yang mudah sekali di geser dari
dasarnya atau di gerakan di daerah plika psikouteria. Di tempat yang longgar
inilah dinding uterus di buka jika melakukan seksiosesarea transperitonealis
profunda. Dinding belakang uterus seluruhnya di liputi oleh peritorium viserale
yang di bagian bawah membentuk suatu kantong yang di sebut kavum douglasi.
Dalam klinik ronggga ini mempunyai arti penting. Kavum douglasi akan menonjol
jika terdapat cairan (darah atau asites).
Uterus
di beri darah oleh arteria uteria kiri dan kanan yang terdiri dari atas ramus
asendes dan ramus desendens. Pembuluh darah ini berasal dari arteria iliaka
interna (disebut juga arteria
hipogastrika) yang melalui dasar ligamentum latum masuk ke dalam uterus di
daerah serviks kira-kira 1,5 cm di atas forniks lateralis vagina. Pembuluh
darah lain yang memberi pula darah ke uterus adalah arteria ovarika kiri dan
kanan. Arteria ini berjalan dari literal dinding pelvis, melalui ligamentum
infundibulo-pelvikum mengikuti tuba falloppi, beranastomosis dengan ramus
asendens arteria uterina di sebelah lateral, kanan dan kiri uterus.
Bersama-sama dengan arteri tersebut di atas terdapat vena-vena yag kembali
melalui pleksus vena ke vena hipogastrika.
Getah bening yang berasal dari
serviks akan mengalir ke daerah obturatorial dan inguinal, selanjutnya ke
daerah vasa iliaka. Dari korpus uteri saluran getah bening akan menuju ke
daerah paraaorta atau paravertebra dalam kelenjar-kelenjar gentah bening
penting dalam operasi karsinoma.
Inervasi
uterus terutama terdiri atas sistem saraf simpatetik dan untuk sebagian terdiri
atas sister para simpatik dan serebrosipinal. Sistem parasimaptik berada di
dalam panggul sebelah kiri dan kanan os sakrum, berasal dari saraf sakral 2, 3,
dan 4 yang selanjutnya memasuki pleksus frankenhauser. Sistemsimpatetik masuk
ke rongga panggul sebagai pleksus hipogastrikus melalui biforkasio aorta dan
promomontorium terus kebawah menuju ke pleksus frankenhauser. Pleksus ini
terdiri atas ganglion-ganglionberukuran besar dan kecil yang terletak terutama
pada dasr ligamentum sakrouterina. Serabut-serabut sarf tersebut di atas
memberi inervasi padamiometrium dan endometrium. Kedua sistem simpatetik dan
parasimpatetik mengandung unsur motorik dan sensorik. Kedua sistem bekerja
antagonistik. Saraf simpatetik menimbulkan kontraksi dan vasokonstruksi, sedangkan
yang parasimpatetik sebaliknya, mencegah konstraksi dan menimbulkan
vasodiltasi.
Saraf yang berasl dari tarokal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik
dari uterus dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serbrum).
Saraf sensorik dari serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sakral 2, 3,
dan 4 sedangkan yang dari bagian bawah vagina melalui nervus pudendus dan
nervus ileoinguinalis.
c) Tuba
Falloppii, tuba falloppii terdiri atas :
1. Pars
interstisialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding uterus.
2. Pars
imsika, merupakan bagian madial tuba yang sempit seluruhnya.
3. Pars
ampularis, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat
konsepsi terjadi.
4. Infundibulum,
yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fibria..
fibria penting artinya bagi tubauntuk menangkap telur dan selanjutnya
menyalurkan telur ke dalam tuba. Bentuk infundibulum seperti anemon (sejenis
binatang laut).
Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale
yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas
(dari luar ke dalam ) otot longitudinal dan otot sirkular. Lebih kedalam lagi
di dapatkan selapu yang berlipat dengan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk
menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke arah kavum uteri dengan arus yang di
timbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.
d) Ovarium
(indung telur). Perempuan
umumnya memiliki 2 indung telur kanan dan kiri. Mesovarium menggantung ovarium
di bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan. Ovarium berukuran kurang
lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan
tebal kira-kira 1,5 cm. Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan
mesovarium tempat di temukanya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut
saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya menuju ke
atas dan belakang, sedangkan permukaan depanya ke bawah dan ke depan, ujung
yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi dari pada ujung yang terletak
dengan uterus dan tidak jarang di selubungi oleh beberapa fimbria dan
infundibulum. Ujung ovarium lebih rendah berhubungan dengan uterus melalui
ligamentum ovarii proprium tepat di permukaanya jaringan otot yang menjadi satu
dengan jaringan otot di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum
berasal dari gubernakulum. Struktur ovarium terdi atas :
1. Korteks,
bagian luar yang di liputi oleh epitelium germinativum, berbentuk kubik dan di
dalamnya terdiri atas stroma serta folikel-folikel primordial.
2. Medulla,
bagian di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan
pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf, dan sedikit otot polos.
Diperkirakan
pada perempuan terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu
folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembanganya akan
berkembang menjadi volikel de Graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian
terpenting dari ovarium yang dapat di lihat di korteks ovari dalam letak yang beraneka ragam dan dalam tingkat
perkembangan yang berbeda-beda, yaitu dari satu sel telur yang di kelilingi
oleh satu lapisan saja sampai menjadi folikel de graaf yang matang terisi
dengan likuor follikuli, mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi.
Folikel de graaf yang
matang terdiri atas :
1. Ovum,
yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm yang mempunyai nukleus dengan
anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula.
2. Stratum
granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat kecil
dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum, pada perkembangan
lebih lanjut di tengahnya terdapat suatu rongga terisi likourfollikuli.
3. Teka
interna, suatu lapisa yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel lebih
kecil daripada sel granulosa.
4. Teka
eksterna, di luar teka interna yang terbentuk oleh stroma ovarium yang
terdesak.
Pada
ovulasi folikel yang matang yang mendekati permukaan ovarium pecah dan
melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum dan
yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut di lepas. Sebelum di
lepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam 2 tahap sebagai persiapan untuk di
buahi.
Setelah
ovulasi sel-sel stratum granulosum di ovarium muali berproliferasi dan masuk ke
ruangan bekas temapt ovum dan likuor follikuli. Demikian juga jaringan ikat dan
pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul sedikit, yang
menyebabkan bekas folikel berwarna merah dan di beri nama korpus rubrum. Umur
korpus rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel-selnya timbul pigmen kuning dan
korpus rubrum menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar dan mengandung lutein
dengan banyak kapilar dan jaringan ikat di antaranya. Di tengah-tengah masih
terdapat bekas pendarahan. Jika tidak ada pembuahan ovum, sel-sel besar serta
mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik, sedangkan jaringan ikatnya
bertambah. Korpus luteum lambat laum menjadi korpus albikans. Jika pembuahan
terjadi, korpus luteum tetap ada, malah menjadi besar, sehingga mempunyai
diameter 2,5 cm pada kehamilan 4 bulan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membran sel adalah lapisan molekular
dari molekul-molekul protein dengan lapisan susunan ganda fosfolipid membentuk
tambalan. Membran sel merupakan bagian terlur dari sel sebagai tempat masuknya
zat-zat yang dibutuhkan oleh sel. Di dalam membran sel terdapat sitoplasma sel
yang berfungsi sebagai tempat melayangnya organel-organel sel, sitoplasma juga
berfungsi sebagai perentara zat-zat yang masuk ke dalam sel menuju nukleus.
Nukleus adalah organel sel yang berfugsi sebagai pengatur kegiatan-kegiatan
yang ada di dalam sel sekaligus berfungsi sebagai membawa kode genetik.
Organ reproduksi sangat berperan penting
dalam melangsungkan kehidupan dengan menghasilkan keturunan. Organ reproduksi
wanita terdiri atas organ reproduksi bagian luar dan dalam. Orga reproduksi
wanita bagian luar meliputi mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris,
hymen, vestibulum. Organ reproduksi wanita bagian dalam meliputi vagina,
uterus, tuba fallopi, dan ovarium.
Organ reproduksi pria terbagi dua, yaitu
organ reproduksi bagian luar dan organ reproduksi bagian dalam. Organ
reproduksi bagian luar meliputi penis dan scrotum. Organ reproduksi pria bagian
dalam meliputi vasdeverens, vesikula seminalis, ductus seminalis, ductus
ejaculatorius, prostat, dan glanula bolbulbourethralis.
B. Saran
Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, karena
kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal
khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi
motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
Broom,Bryan.2005.
Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia dan
Sistem Reproduksi. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran.
Prawirohardjo,Sarwono.2010.
Ilmu Kebidanan.Jakarta: P.T. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar